Belakangan ini bencana alam kerap menghantui banyak orang di dunia. Terlebih, bencana alam seperti tsunami tak dapat diprediksi jauh hari sebelumnya. Lantaran itulah, sistem peringatan dini tsunami yang akurat sangat diperlukan.
Kini hadir sebuah pendekatan baru mendeteksi tsunami, yakni menggunakan kabel internet bawah laut. Hanya ada lima negara yang masih menggunakan sensor array sebagai sistem peringatan, yaitu Amerika Serikat, Australia, Indonesia, Cile, dan Thailand. Demikian seperti ditulis dalam sebuah artikel di NewScientist, Selasa (26/1).
Tim peneliti yang dipimpin Manoj Nair di Nasional Administrasi Kelautan dan Atmosfer Colorado, Amerika Serikat, mengusulkan cara yang lebih murah mendeteksi tsunami. Yakni, menggunakan kabel telekomunikasi atau internet bawah laut untuk mendeteksi dengan medan listrik. Alat ini diciptakan sebagai muatan garam listrik di air laut yang melewati medan magnet bumi.
Tim Nair menunjukkan bahwa medan listrik yang dihasilkan oleh tsunami saat melanda Asia Tenggara pada Desember 2004, diinduksi tegangan hingga 500 millivolt. Mereka pun berasumsi untuk bisa mendeteksi dengan voltmeter yang diletakkan pada ujung serat optik dan kabel tembaga di dasar Samudra Hindia.
Hanya saja, ide ini masih memiliki keterbatasan. Sebab, kabel internet bawah laut belum dapat menunjukkan lokasi mana yang tepat untuk arah tsunami.